MBTI, adalah salah satu tes psikologi untuk mencari tahu tipe kepribadian yang berkembang pada tahun 1940-an yang diciptakan Briggs dan Myers. Hingga saat ini tes MBTI sangatlah populer dilakukan oleh banyak kalangan. Tapi bisakah kita percaya keakuratan dari tes MBTI ini?
Jika ditanya akurat atau tidak, jawabannya adalah belum tentu. Hal ini terbukti dari pengalaman banyak orang yang kerap kali mendapatkan hasil berbeda ketika melakukan tes untuk kedua kalinya. Misalnya, hari ini sobat grafo mendapatkan tipe INTJ, lalu satu minggu kemudian ketika sobat melakukan tes kembali ESFP. Hasil riset juga memperlihatkan, sebanyak ¾ peserta tes mendapatkan kepribadian yang berbeda saat diuji kembali.
Fakta lainnya yang dilansir dari seorang filsafat Australia, jika sobat grafo mencoba tes kepribadian dengan jeda 5 minggu, kemungkinan hasilnya berbeda sebesar 50%. Jadi, tes MBTI bisa dikatakan akurat atau tidak? Mungkin hasil yang berubah-ubah tersebut bisa terjadi karena ada jeda cukup panjang ketika diuji kembali. Namun tes MBTI sendiri juga memang belum memiliki standar ilmiah.
Tapi sobat grafo tahu gak sih apa itu tes MBTI? Ini dia pembagian kepribadian berdasarkan tes MBTI :
1. Extraversion (E) – Introversion (I)
Kepribadian ini paling populer diantara lainnya. Dua kepribadian ini dikenal juga dengan ekstrovert dan introvert. Pembagian kepribadian pertama ini menganalisa bagaimana sobat grafo berinteraksi ketika ada di lingkungan. Seseorang yang ekstrovert akan lebih senang berinteraksi langsung dengan manusia lain. Sedangkan seorang introvert akan lebih senang jika dirinya menghabiskan waktu untuk dirinya sendiri, jika bersama orang lain rasanya tenaganya sudah habis duluan.
Dua kepribadian ini tidak akan ada dalam satu pribadi. Sobat grafo pasti punya kepribadian yang lebih dominan, apakah kamu ekstrovert atau introvert?
2. Sensation (S) – Intuition (N)
Tipe kepribadian lain yang mengukur bagaimana seseorang mencari informasi di dunia, bagaimana mereka menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari, dan juga ini mempengaruhi bagaimana karakternya ketika dihadapkan dengan seseorang.
Sensation jika diartikan kedalam Bahasa Indonesia artinya “sensasi”, jika kamu seorang yang sensation, maka dalam mencari informasi kamu lebih mengandalkan diri sendiri dan tidak mau merepotkan orang lain. Sensation lebih perasa dan sering sekali memberikan perhatian lebih.
Jika kamu seorang Intutition, maka kamu lebih menvisualisasikan kedepan. Mencari pola yang akan berkembang di masa depan, dan lebih suka pada segala kemungkinan, bukan realitanya.
3. Thinking (T) – Feeling (F)
Thinkin dan Feeling adalah skala MBTI lanjutan dari Sensation dan Intuititon. Setelah seseorang mendapatkan informasi, maka tahap selanjutnya adalah bagimana seseorang mengambil keputusan dari informasi yang dikumpulkan tersebut.
Seorang thinking akan memutuskan berdasarkan fakta yang sudah ia kumpulkan, dan lebih menggunakan logika dan objektif. Sedangkan feeling lebih mempertimbangkan berdasarkan emosi yang dia rasakan.
4. Judging (J) – Perceiving (P)
Skala terkahir dari MBTI adalah Judging dan Perceiving. Skala ini mengukur bagaimana penilaian seseorang terhadap dunia. Jika sobat grafo adalah seorang judging, maka ketika sudah memutuskan kamu akan tegas dan konsisten pada pendirian yang sudah dibuat. Sedangkan Perceiving lebih open minded dan fleksibel.
Kepribadian-kepribadian tadi akan mempengaruhi bagaimana kamu akan bersikap pada sebuah kasus atau fenomena yang terjadi pada dirimu. Dalam tes MBTI, semua kepribadian tersebut disatukan dan memiliki analisisnya tersendiri.
Tes MBTI lebih dikenal oleh kaum muda, dimana mereka biasanya penasaran dengan dirinya sendiir. Terkadang orang lain tak dapat memberitahu sisi mereka yang sejujurnya dan ingin mencari tahu apa kepribadian mereka yang sebenarnya. Mau percaya atau tidak, semuanya tergantung sobat grafo sendiri. Tapi kalau yang akurat, sobat grafo bisa belajar ilmu grafologi yang sudah pasti bisa membaca kepribadian kamu! Eits, belajar di tempat yang tepat agar ilmunya juga dapat – hanya di grafologi Indonesia.