Belakangan ini berita tentang kekerasan dalam rumah tangga dan bentuk kekerasan lainnya meningkat secara drastis. Sayangnya masih banyak yang belum sadar tentang bagaimana seharusnya tindak perilaku kekerasan ini bisa dicegah supaya tidak terjadi di lingkungan kita. Atau setidaknya bisa dihindari resikonya. Sedangkan mungkin banyak orang-orang terdekat kita yang menjadi korban dari tindak perilaku kekerasan ini.
Menurut catatan Komnas Perempuan saja, ada 813 dari 2.527 kasus kekerasan mantan pacar. Kemudian disusul 771 kasus kekerasan dalam rumah tangga, 463 kasus kekerasan pasangan, dan 92 kasus kekerasan mantan suami.
Kekerasan di ranah pribadi dialami terutama oleh perempuan berusia 18-35 tahun, tercatat hingga 546 perempuan berusia 18-24 tahun mengalami kekerasan mantan pacar.
Komnas Perempuan, mengungkapkan hasil dari data Badan Layanan tahun 2021 dan menemukan 2.633 kasus pencabulan pasangan, 1.222 kasus pencabulan, pencabulan mantan pacar 112 kasus, dan pencabulan mantan suami 75 kasus.
Dari data tersebut kita semestinya semakin meningkatkan kewaspadaan kita terhadap lingkungan sekitar. Sebab bisa saja hal tersebut terjadi di antara kita dan bahkan terjadi pada orang-orang terdekat kita. Selain data yang tercatat di Lembaga-lembaga pendataan tersebut bisa jadi masih banyak kasus lainnya yang tertutupi hanya karena korban tidak berani untuk bersuara.
Lalu bagaimana seharusnya kita mencegah tindak perilaku kekerasan ini?
Selain meningkatkan kewaspadaan, kita juga harus lebih peka dan sadar bahwa semua ini masih bisa diperbaiki. Salah satunya dengan meningkatkan wawasan terhadap bagaimana seharusnya kita menghadapi hal-hal yang mengerikan ini. Semua orang perlu keberanian untuk bertindak maju.
Berikut ini beberapa cara yang bisa dilakukan sebagai upaya pencegahan terjadinya tindak kekerasan;
1. Mengawasi orang-orang terdekat kita.
Dengan mengawasi orang-orang di sekitar kita, setidaknya kita akan lebih peka dengan tanda-tanda yang mungkin sebenarnya sudah diberikan oleh korban tindak perilaku kekerasan di sekitar kita. Mungkin tidak semua orang berani untuk speak up karena berbagai alasan. Namun kita bisa mencegah tindak kekerasan itu semakin parah dengan ikut mengambil bagian dari pencegahan tindak kekerasan ini, minimal mulai dari lingkungan terkecil dahulu.
2. Jangan ragu untuk berdiskusi
Tidak ada salahnya untuk berdiskusi dengan orang-orang yang lebih paham bagaimana seharusnya kita mencegah tindak kekerasan. Lalu mulailah berdiskusi dengan mereka. Selain berdiskusi dengan orang-orang yang berkompeten di bidang ini, kita juga bisa sharing bersama para penyintas kekerasan. Kemudian jika anda sudah memiliki pasangan, setidaknya anda harus sering berdiskusi dengan pasangan anda. Sebab, dari diskusi ini, anda bisa memahami bagaimana seharusnya anda bersikap. Tidak ada yang sempurna di dunia ini, setidaknya jika kita bisa saling menghargai dan melengkapi satu sama lain, tindak perilaku kekerasan ini bisa dicegah lebih awal.
3. Mengikuti Konseling Pernikahan
Seperti sepele, namun sesungguhnya konseling pernikahan dan konseling pra nikah itu sangat penting bagi anda yang sudah memutuskan untuk hidup bersama dengan calon pasangan anda. Baik perempuan ataupun laki-laki. Tidak ada jaminan bahwa hanya perempuan yang menjadi korban. Menurut data yang dikumpulkan oleh beberapa psikolog di Indonesia, ternyata saat ini 10% dari jumlah laki-laki di Indonesia telah mengalami tindak kekerasan dari sekitarnya, dan 11% dari jumlah perempuan di Indonesia telah menjadi korban kekerasan juga. Dengan mengikuti konseling ini, setidaknya kita akan lebih paham bagaimana cara untuk menghindari resiko menjadi korban kekerasan dalam rumah tangga.
4. Kenali tanda-tanda kecenderungan perilaku kekerasan
Ini penting untuk diketahui bersama. Masih sangat sedikit orang yang bisa mengenali tanda-tanda kecenderungan perilaku kekerasan. Baik kekerasan dalam rumah tangga, kekerasan di lingkungan kerja, sekolah dan lain sebagainya. Kurangnya pengetahuan ini membuat tingkat perilaku kekerasan meningkat dengan sangat drastis, salah satunya adalah karena korban tidak sadar telah salah memilih calon pasangan dan atau lingkungannya. LKP Grafologi Indonesia sadar akan hal tersebut dan ingin ambil bagian besar dalam mencegah dan mengurangi resiko tindak kekerasan di Indonesia. Untuk itu Kang Aviv sebagai pimpinan LKP Grafologi Indonesia akan segera meluncurkan ebook berjudul “Ternyata Dia Jahat.” Buku ini berisi tentang indikator-indikator perilaku kekerasan seseorang berdasarkan tulisan tangannya. Dengan buku ini, semua orang bisa belajar untuk mengenali tanda-tanda kecenderungan perilaku kekerasan melalui ilmu Grafologi.
Nah dari keempat cara tersebut, kira-kira mana yang sudah anda lakukan hingga hari ini? Tetaplah waspada dan peka terhadap semua yang terjadi di lingkungan anda. Jangan sampai anda menjadi korban dari tindak kekerasan. Jangan sampai anda pada akhirnya terlambat menyadari bahwa dia jahat. Sebelum terlambat karena terburu-buru memutuskan untuk hidup bersama, kenali terlebih dahulu tanda-tandanya.
Khajasa Julian
1 Comment
BUku ini sangat bagus untuk dimiliki siapa saja, karena baik untuk mengenal sifat seseorang di sekitar kita.