• Home
  • “Anak Nakal Harus Masuk Barak?” Tunggu Dulu, Baca Ini Dulu!

“Anak Nakal Harus Masuk Barak?” Tunggu Dulu, Baca Ini Dulu!

Kebijakan masuk barak Dedi Mulyadi

Program “Masuk Barak” yang diinisiasi oleh Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi, semakin menjadi sorotan publik. Program ini menuai pro dan kontra, baik di media sosial maupun dunia nyata. 

Dinamakan program pendidikan karakter, tetapi masyarakat lebih mengenalnya sebagai program masuk barak. Tujuannya untuk memberikan pembinaan karakter bagi anak-anak yang dianggap sulit diatur, sering terlibat dalam kenakalan remaja, geng motor, tawuran, atau bahkan penyalahgunaan obat-obatan. 

Kang Dedi Mulyadi atau yang akrab disebut KDM, menjelaskan bahwa ide ini muncul dari kegelisahan para orang tua. Namun, benarkah program masuk barak yang menjadi pendidikan bergaya militer adalah solusi jitu untuk masalah ini?

Pro Kontra Kebijakan Masuk Barak

Sebagian masyarakat menyambut program ini dengan optimisme. Mereka meyakini, pendidikan karakter ala barak yang melibatkan TNI dan Polri bisa membantu membentuk pribadi yang lebih baik lagi.

Bagi mereka, tinggal di barak selama beberapa bulan bisa menjadi titik balik bagi kehidupan anak-anak. Para anak yang sebelumnya sempat hilang arah atau dicap sebagai anak nakal, akan dirakit ulang lewat program masuk barak ini.

Walaupun begitu, tak sedikit pula yang menolak keras program masuk barak ini. Federasi Serikat Guru Indonesia (FSGI) meminta agar Mendikdasmen menghentikan program ini. FSGI khawatir pendekatan militer terlalu keras untuk anak-anak dan jauh dari nilai asri pendidikan.

Efek Samping yang Tersembunyi Program Masuk Barak

Dari luar, perubahan itu tampak berhasil. Tapi bagaimana dengan bekas emosional yang tak kasat mata?

Pendidikan karakter bukan hanya soal mengubah sikap secara instan, tapi juga menyentuh akar: emosi, nilai, dan kesadaran anak itu sendiri. Anak yang ‘tampak’ baik belum tentu merasa damai di dalam dirinya. Kita perlu menanyakan:

  • Apa benar mereka lebih baik, atau hanya takut salah?

  • Apakah perubahan ini akan bertahan lama?

 

Grafologi: Cara Lain Memahami Anak Sebelum Menghakimi

Sebelum kita tergesa-gesa memberi label “nakal” atau “harus dibina”, ada pendekatan lain yang lebih humanis dan personal: grafologi, atau analisis tulisan tangan.

Lewat tulisan tangan, kita bisa melihat lebih dalam:

  • Apakah anak sedang mengalami konflik batin?

  • Apakah ada kecenderungan agresif, menarik diri, atau tidak stabil secara emosi?

  • Apakah anak punya potensi besar yang belum tersalurkan?

Grafologi bisa menjadi alat bantu untuk memahami minat, bakat, dan kepribadian anak secara objektif, tanpa harus menunggu anak ‘bermasalah’ dulu.

Misalnya:
Seorang anak terlihat sering membangkang di rumah. Tapi lewat analisis tulisan tangannya, ditemukan bahwa anak ini sebenarnya sangat perfeksionis, punya banyak ide, tapi tidak tahu cara menyalurkan energi kreatifnya.

Dengan pendekatan seperti ini, kita bisa memberi ruang untuk memahami sebelum menghukum.

Membangun Anak Bukan Hanya Soal Disiplin, Tapi Juga Pemahaman

Kita tidak menolak niat baik dari program pembinaan seperti “Masuk Barak”. Namun, penting juga untuk diingat bahwa setiap anak punya keunikan. Alih-alih menyeragamkan semua anak dengan pendekatan keras, mungkin sudah saatnya kita lebih dulu memahami siapa mereka, dari dalam—bukan hanya dari perilakunya di permukaan.

Jika Anda adalah orang tua, guru, atau pendamping remaja, cobalah lihat tulisan tangan anak Anda. Bisa jadi, dari situ Anda menemukan sesuatu yang belum pernah terlihat sebelumnya—dan itu mungkin adalah kuncinya.

Kalau kamu ingin memahami karakter anak secara lebih jauh lagi, termasuk bagaimana cara mereka berpikir, berinteraksi, sehingga hal-hal apa saja yang mereka butuhkan untuk tumbuh berkembang yang jauh lebih sehat secara emosional, grafologi adalah langkah awal yang tepat.

Anak yang ‘nakal’ bukan untuk ditakuti atau disingkirkan. Mereka adalah anak-anak yang butuh dimengerti, dipandu, dan diberi kesempatan kedua. Dan itu bisa dimulai, bahkan dari selembar kertas berisi tulisan tangan.

Jika kamu ingin belajar lebih dalam tentang bagaimana membaca tulisan tangan dan mengenali karakter anak secara ilmiah, Anda bisa mulai dari kursus https://grafologiindonesia.com/applicative program pengantar grafologi yang cocok untuk orang tua, guru, dan siapa saja yang ingin memahami anak secara utuh.

Bagikan postingan ini
Facebook
WhatsApp
Twitter
Telegram
Email

Baca juga

Submit a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.