Sobat Grafo sudah tahu belum?
Dunia pendidikan di Indonesia dibuat cukup heboh ketika Tunjangan Profesi Guru (TGP) dalam Rancangan Undang-undang Sistem Pendidikan Nasional (RUU Sisdiknas) yang telah masuk dalam Program Legislasi Nasional tahun 2022 tiba-tiba dihilangkan.
Banyak pihak yang merasa kecewa dengan keputusan tersebut. Pasalnya banyak pendidik di Indonesia yang telah mengabdi sejak lama merasa dilukai rasa keadilannya.
Mimin Grafo juga ikut merasa sedih saat berita tentang dihapusnya tunjangan profesi guru dimuat dalam berbagai media. Pasalnya dunia Pendidikan di Indonesia seharusnya mampu mensejahterakan para pendidik yang sudah mengabdikan dirinya demi pemerataan pendidikan di seluruh Indonesia dengan perjuangan yang tidak bisa dianggap sepele.
Di saat seperti ini, solusi terbaik yang bisa dilakukan oleh para pendidik di Indonesia adalah mencari cara bagaimana bisa mendapatkan penghasilan lain dengan background “Guru” nya itu tanpa harus meninggalkan profesi mulia tersebut.
Di LKP Grafologi Indonesia sendiri yang bergerak di bidang pendidikan, berkali-kali menyatakan bahwa semua orang bisa memanfaatkan Grafologi untuk kebutuhan banyak hal dalam kehidupan sehari-hari.
Misalnya untuk profesi guru yang notabene sebenarnya telah sangat dekat dengan dunia Grafologi tanpa mereka sadari.
Setiap hari soerang pendidik atau guru selalu berhadapan secara langsung dengan banyak orang, tulisan tangan serta tanda tangan. Bahkan untuk beberapa guru yang khususnya berada dalam ruang lingkup konseling dan bimbingan untuk murid-muridnya bisa memanfaatkan Grafologi sebagai alat komunikasi baru yang potensinya sangat besar.
Guru bisa melihat dan membaca karakter murid-muridnya untuk berbagai kebutuhan, termasuk penjurusan hingga mengelola kepribadian masing-masing muridnya.
Di luar dunia sekolah formal, guru-guru dengan latar belakang pendidikan ini tetap bisa memanfaatkan Grafologi untuk kebutuhan konseling lainnya.
Membuka jasa konsultasi penjurusan, konsultasi kepribadian anak, konsultasi parenting melalui analisa tulisan tangan serta coretan, dan jasa lainnya lagi yang semuanya bisa dikemas dengan cara yang beragam.
Perlu diingat bahwa Profesi sebagai Grafolog yang dimiliki oleh seorang pengajar nilainya akan jauh lebih besar lagi ketika keduanya berjalan beriringan. Guru bisa mandiri dan tetap mengabdi sebagai pendidik yang loyal pada dunia pendidikan serta bisa menghasilkan pendapatan yang mampu menyokong kesejahteraan hidupnya.
Pengajar atau guru dan profesi sebagai Grafologi itu seperti dua hal yang berbeda,
Namun keduanya sama-sama berhubungan dengan ilmu psikologi. Untuk seorang guru atau pengajar yang sudah terbiasa bertemu dengan banyak murid dari berbagai latar belakang akan sangat mudah untuk beradaptasi dalam merealisasikan ilmu Grafologi untuk pemanfaatannya dalam kehidupan sehari-hari termasuk ketika akan memanfaatkan Grafologi sebagai sumber pendapatannya yang baru.
Jadi bagaimana menurut sobat Grafo? Bagaimana jika kita ubah kekecewaan terhadap penghapusan Tunjangan profesi Guru menjadi motivasi untuk hidup lebih baik dengan memanfaatkan Grafologi dalam menciptakan sumber pendapatan baru yang dapat mendukung kesejahteraan hidup sebagai seorang Guru sekaligus Grafolog Profesional.
Penasaran seperti apa? Coba cek link di bawah ini, Belajar Grafologi untuk menjadi seorang Grafolog Profesional
> <<