Hubungan awet itu idaman setiap orang. Kamu mungkin berusaha buat terus saling terhubung sama pasangan. Cari-cari topik asik biar tetap saling kirim pesan.
Tetapi, pernah nggak merasa kayak ada “tembok gaib” yang bikin kamu susah cerita sama pasanganmu?
Mungkin dia jadi pendiam atau malah kamu yang merasa susah buat mulai cerita. Kadang-kadang, cerita malah jadi pemicu pertengkaran yang sebenarnya pengen banget dihindari.
Maka, kamu pilih nggak cerita kalau ada masalah atau sesuatu yang bikin kamu nggak nyaman dalam hubungan. Namun yakin cara itu sudah benar?
Masalah komunikasi memang selalu ada di jalan menuju hubungan yang langgeng. Interaksi yang nyaman itu memang pondasi hubungan yang sehat. Hanya saja, nggak semua orang tahu kiat-kiatnya.
Hubungan yang Kamu Jalani Pernah Begini?
Berapa dalam proses kamu dan pasangan buat bikin hubungan awet malah mengalami situasi-situasi kayak gini:
- Salah satu bercerita, yang lain sibuk scrolling HP
- Yang ini curhat, yang itu terlalu cepat kasih solusi
- Satu berusaha cerita, tapi pasangannya malah potong-potong jalannya
- Mau berdiskusi, yang terjadi malah debat kurir
Apa situasi di atas terasa familiar? Jika iya, kamu lebih sering pasang mata. Sebab ini malah jadi jalan runtuhnya cita-cita hubungan awet yang kalian usahakan.
Kenapa Bercerita Itu Perlu Banget?
Bayangkan kalau kondisi ini masih terus berlanjut. Kisah yang kamu bangun selama ini bisa saja menemui titik permasalahan seperti ini:
Hubungan jadi monoton
Hubungan awet yang sering digadang-gadang malah jadi monoton dan hambar karena kamu dan pasangan mulai kehilangan interest masing-masing. ikatan itu jalan, namun nggak pernah pergi ke mana-mana.
Warna yang selama ini dilukis bersama, perlahan hilang karena cerita-cerita nggak lagi menghiasinya dan interaksi pun hanya alakadarnya.
Trust Issue Tumbuh
Ketika yang kamu bangun nggak lagi punya ruang bercerita. Pasanganmu berkemungkinan besar mencari “rumah baru” untuk diajaknya berbagi.
Bisa jadi teman, keluarga, atau bahkan orang yang menurutnya memperlakukan dia “lebih” daripada kamu. Bahaya bukan?
Masalah Kecil Jadi Besar
Ketiadaan ruang aman bisa bikin masalah yang sebenarnya bisa diselesaikan hitungan menit jadi makin panjang durasinya.
Semisal menentukan tempat nongkrong yang seharusnya selesai dalam hitungan menit malah berlarut-larut menjadi perdebatan tak perlu. Saling sindir ini-itu yang setelah reda “Tadi aku ngapain, sih?”
Perlahan Jadi Asing
Hubungan itu jadi asing. Kamu mulai nggak tahu kesukaan pasanganmu. Mulai nggak dapat update-an kegiatan sehari-harinya. Bahkan merasa asing, meskipun bukan dalam artian fisik, tapi emosi.
Pasangan yang kesulitan buat nyaman bercerita rawan untuk mengenal diri masing-masing. Dan berkemungkinan untuk retak sewaktu-waktu.
Memahami Hubungan Awet Sekali Lagi
Hubungan awet atau langgeng bukan berarti nggak ada masalah di dalamnya. Bukan menghindari masalah yang nantinya bisa tambah parah. Apalagi Meniadakan komunikasi yang memang seutas benang yang perlu dijaga.
Maka dari itu, kamu perlu lagi memahami hubungan awet itu seperti apa. Semua dapat dimulai dengan memahami perbedaan laki-laki dan perempuan. Dimulai dari ketika mereka dihadapkan masalah, hingga rasa perhatian.
Sewaktu Laki-Laki dan Perempuan Diterpa Masalah
Ketika ada masalah laki-laki lebih menyendiri. Berbeda dari perempuan yang ingin ditemani. Itu sebabnya kenapa kita merasa aneh sewaktu pasangan kita tiba-tiba menghilang atau dia butuh banget kita di waktu-waktu tertentu.
Mendengarkan Atau Memberi Solusi
Meski lahiriah laki-laki itu menyendiri. Sewaktu-waktu dia bisa datangi kamu buat dimintai solusi. Kedatangannya jadi sinyal bahwa kamu masuk pada orang-orang yang dipercayainya. Jadi jangan terlalu cepat menyimpulkan yang bukan-bukan.
Sedangkan perempuan karena sejatinya memang ingin ditemani, mereka lebih ingin didengar sewaktu bercerita. Untuk itu sebagai laki-laki, jangan langsung kasih saran dan solusi untuk ini itu dulu.
Satu Perlu Dipercaya, Satu Perlu Perhatian
Ada saat motivasi kita menurun. Di satu sisi, laki-laki perlu dipercaya. Ingatkan dia akan apa yang sudah dilakukannya, pencapaian kecilnya selama ini, hingga dia kembali bangkit dan percaya diri.
Untuk perempuan, kisahnya lain lagi. Sewaktu mereka dalam kondisi kurang baik, motivasi mereka menurun. Yang perlu kamu lakukan adalah memberikan perhatian agar dia tahu ada orang yang tetap ada untuknya.
Agar kamu dan pasangan bisa menumbuhkan hubungan yang awet memang akan sulit. Banyak cara yang disebar di internet, tetapi belum tentu bisa menyelesaikan masalahmu sekarang.
Bisa saja malah memperparah. Maka, ketimbang kamu mengikuti tes pasangan abal-abalan dan kecocokan dari hal-hal mistis. Mending kamu coba baca panduan pasangan di Grafologi Indonesia.
Disini, kamu bakal memahami lagi proses agar hubungan awet lebih intim lagi dengan mendatangi https://grafologiindonesia.com/buku-psikologi-pasangan/
Pastikan kamu juga sosial media kami ini agar nggak ketinggalan informasi menarik lainnya seputar menjalin hubungan yang sehat dan awet.