Masa remaja sering disebut sebagai periode transisi penuh gejolak. Biasanya masa ini dimulai pada usia 11–13 tahun, saat pubertas mulai berjalan. Pada periode ini, tubuh dan hormon remaja mengalami perubahan besar.
Nah, bukan cuma fisik dan emosi yang berubah, tapi juga tulisan tangan mereka ikut berganti bentuk. Dari bentuk huruf, tekanan, kemiringan, hingga ukuran, semuanya bisa menjadi cerminan perjalanan pencarian jati diri seorang remaja.
Dari Remaja Stabil Jadi Labil
Kalau di usia anak-anak (9–10 tahun) tulisan tangan masih stabil dalam bentuk, ukuran, dan kemiringan yang dimiliki. Tetapi di masa pubertas tulisan mereka bisa jadi nggak konsisten lagi.
Ukurannya bisa tiba-tiba besar banget, tipis banget, atau bahkan miring ke arah yang berbeda-beda, minggu ini mengarah ke kanan, minggu depan menjadi tegak lurus. Perubahan ini wajar karena sebenarnya remaja sedang mencari jati diri.
Remaja Bisa Mengekspresikan Diri Lewat Huruf
Remaja sering bereksperimen lewat huruf. Contohnya, ada yang bikin huruf “U” jadi berbentuk love, atau pakai huruf kapital secara acak. Hal ini bukan sekadar gaya-gayaan, tapi sebenarnya bentuk ekspresi diri. Mereka sedang mencoba menemukan identitas melalui tulisan.
Para remaja ini, mencari bentuk yang menurut mereka nyaman dan pas untuk menjelaskan siapa diri mereka. Oleh karena itu, bentuk-bentuk hurufnya dapat berubah dari yang sebelumnya kita kenali.
Tanda-Tanda Emosi yang Labil pada Remaja
Tulisan tangan remaja sering jadi cerminan emosinya. Tekanan yang terlalu keras bisa menunjukkan mereka lagi tegang atau butuh kontrol. Sebaliknya, tulisan yang tipis bisa menggambarkan kondisi emosional yang lemah atau mudah goyah. Bahkan, kalau mereka menulis nama pakai huruf kecil, itu bisa jadi sinyal tentang cara mereka menilai dirinya.
Beberapa perubahan akan terjadi tergantung situasi dan kondisi yang dialami oleh remaja itu sendiri. Namun beberapa perubahan juga perlu diperhatikan, karena bisa saja hal yang dianggap biasa itu merupakan tanda dari situasi emosi yang tengah dialami mereka.
Kapan Harus Waspada?
Perubahan tulisan tangan pada remaja adalah hal normal. Tapi kalau ketidakstabilan itu masih terjadi sampai usia 17–18 tahun, orang tua perlu lebih memperhatikan. Karena idealnya, di usia itu tulisan sudah lebih stabil dan mencerminkan kepribadian yang matang.
Perlu adanya perhatian lebih di sini, sebab di usia yang semestinya tulisan tangan mereka sudah “matang” tapi masih memiliki berbagai ketidakstabilan. Dan jika dibiarkan, dikhawatirkan akan mengalami perubahan yang tidak diinginkan.
Peran Orang Tua dalam Memahami Anak
Tulisan tangan bisa jadi pintu masuk untuk memahami perasaan remaja. Orang tua bisa menggunakannya sebagai cara untuk lebih dekat, bukan untuk menghakimi. Dengan memahami makna di balik tulisan, orang tua bisa membantu anak melewati masa pubertas dengan lebih sehat, baik secara emosional maupun sosial.
Oleh karena itu, orang tua perlu tahu lebih banyak tentang perkembangan dari anak. Bisa dari segi aktivitas ataupun tulisan tangan anak-anak remaja mereka. Tetapi, pernah nggak kita bertanya-tanya kepada siapa kita harus belajar?
Jika Anda punya pikiran yang sama, selamat! Karena Grafologi Indonesia hadir untuk membantu Anda dan para orang tua atau calon orang tua untuk bisa mengenal perubahan yang dialami anak-anak Anda.
Jadi, tunggu apa lagi? Yuk, kunjungi Grafologi Parenting. Solusi yang tepat untuk mengenal perkembangan anak sedari dini. https://grafologiindonesia.com/parenting/