Keraguan hati untuk mempercayai lagi adalah bentuk dari lukanya sendiri. Kita tidak bisa meminta seseorang atau bahkan dirimu sendiri untuk percaya lagi. Terlebih lagi, kalau kita sudah lama mendekam dalam ruang trust issue.
Kondisi ini bukan sekedar sikap skeptis, melainkan pola emosional yang mengakar dan mempengaruhi cara kita memandang dunia dan orang-orang di sekitarnya.
Apa itu Trust Issue?
Trust issue atau masalah kepercayaan adalah kondisi psikologis yang menyebabkan seseorang mengalami kesulitan untuk mempercayai orang lain. Hal ini bukanlah sikap skeptis yang wajar, ia lahir dari luka di luar takaran wajar.
Luka Inner Child Jadi Akar Masalah
Untuk memahami trust issue secara mendalam. Kita perlu melihat ke dalam diri dan menjelajahi kondisi inner child kita. Inner child menjadi bagian dari kepribadian kita yang menyimpan ingatan, emosi, dan pengalaman masa kecil.
Luka yang menyebabkan timbulnya trust issue bermuara dari luka masa lalu. Ia bisa saja tumbuh saat kita masih meraba-raba arti kepercayaan yang sebenarnya. Selayaknya bayi yang percaya pada pengasuhnya.
Namun jika kepercayaan itu terluka, inner child kita mulai membangun tembok pelindung. Mendirikan sekat-sekat. Semakin banyak pengalaman terlukanya, semakin tinggi juga temboknya.
Bagaimana Luka Inner Child Terbentuk?
Luka pada inner child yang memicu trust issue dapat terbentuk dari berbagai pengalaman seperti dalam keluarga maupun pengalaman sosial. Bisa dari janji-janji yang sering dilanggar, kekerasan fisik dalam rumah, hingga perceraian.
Dalam pengalaman sosial, praktik bullying di sekolah meninggalkan bekas yang mendalam. Pengkhianatan dari kawan baik, hingga penolakan bisa menjadi alasan trust issue berkembang.
Ketika anak kecil mengalami hal-hal ini, mereka belum memiliki kapasitas emosional untuk memproses trauma dengan sehat. Maka, inner child mulai mengembangkan keyakinan bahwa “orang lain tidak bisa dipercaya” atau “aku tak layak dicintai.”
Dampak Trust Issue dalam Kehidupan Dewasa
Trust issue yang berakar dari luka inner child dapat bermanifestasi dalam berbagai aspek kehidupan dewasa seperti:
Dalam Hubungan Romantis
Sulit berkomitmen atau takut pada keintiman. Kita juga bisa saja mencari-cari kesalahan pasangan. Lalu bertambah parah dengan cemburu tanpa alasan yang jelas.
Dalam Persahabatan
Sulit mempertahankan persahabatan jangka panjang jadi salah satu dampak yang terasa dari trust issue. Selain itu, ada jarak emosional tertentu. Kita juga kesulitan meminta bantuan atau dukungan teman karena ada perasaan takut.
Dalam Lingkungan Kerja
Kesulitan bekerja dalam tim. Sering kali merasa curiga pada niatan rekan kerja. Lahirnya stress berlebihan saat harus bergantung pada orang lain.
Menyembuhkan Trust Issue, Memulihkan Diri Sendiri
Membangun kembali kepercayaan yang pernah runtuh bukan sekedar menemukan orang yang sempurna. Dalam beberapa keadaan, orang-orang bisa gagal untuk move on dari patah hati masa lalu mereka.
Namun, trust issue tidak sepenuhnya sukar disembuhkan. Kita masih bisa kembali percaya. Beberapa tips ini ada untuk mewujudkannya:
Sadari Bahwa Kamu Butuh Kepercayaan
Orang-orang sering menipu dirinya sendiri hingga trust issue semakin tumbuh. Padahal, kita tak bisa hidup sendiri. Tanpa kepercayaan, sulit bagi kita memiliki hubungan sehat.
Agar terhindar dari hidup yang monoton, kosong, dan membosankan. Kita perlu sekali lagi menumbuhkan kepercayaan itu.
Akui Bahwa Tidak Semua Orang Sama
Tidak semua orang memperlakukan kita sama. Itu menjadi tanda bahwa orang yang melukaimu di masa lalu, tidak berarti akan kembali hadir di sosok orang lain.
Jika terlihat ada kemiripan, berilah beberapa kesempatan untuk tahu yang sebenarnya.
Bangun Kepercayaan Secara Bertahap
Sebelum mempercayai seseorang lagi, kita perlu tahu siapa mereka. Kita perlu memahami sikap dan aktivitas mereka. Jika kita asal memberikan kepercayaan, itu bisa jadi bumerang bagi kita.
Percaya Diri Sendiri Dulu
Sebelum memulai dengan orang lain, Cobalah kembali mempercayai diri sendiri. Trust issue lebih tentang ketakutanmu sendiri. Takut dikhianati, takut tak sesuai ekspektasi, hingga takut kecewa lagi
Untuk memahami trust issue adalah perjalanan yang panjang. Menyembuhkannya jauh lebih panjang lagi. Sebab untuk kembali percaya pada orang lain, kita perlu percaya dulu pada diri sendiri.
Sulit percaya bukan berarti kita rusak. Itu menjadi tanda bahwa hati kita masih berfungsi dengan baik. Perlahan, kita akan belajar memberi ruang untuk kembali percaya. Dimulai dari hal-hal kecil seperti janji dan rasa aman.
Karena ketika kita merasa aman dengan diri sendiri, kita tak lagi butuh tembok setinggi dulu lagi.
Agar inner child-mu bisa terawat, selalu ingat untuk menjaga kesehatan mental. Penasaran caranya? Artikel ini https://grafologiindonesia.com/apakah-kesehatan-mentalmu-dalam-keadaan-baik-kenali-tanda-ini/ bisa jadi jawabannya.
Kunjungi Grafologi Indonesia di sini atau kunjungi sosial media kami agar kamu tak ketinggalan informasi menarik lain lagi.